Mobil Listrik Buatan UGM Akan Digunakan di Bandara

Posted on

Universitas Gadjah Mada (UGM) terus berinovasi dan mengembangkan mobil listrik buatan anak negeri. Kendaraan yang diberi nama GATE (Gadjahmada Airport Transporter Electronic) itu resmi diserahkan ke Kementerian Perhubungan.

Ada 6 unit mobil, penyerahan secara simbolis diserahkan kepada Direktur Riset UGM, Prof. Mustofa, Apt., M.Kes kepada Direktur Jenderal Perhubungan Udara Novie Riyanto Raharjo, dihadiri oleh Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi, dan Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Alumni, Prof. Dr. Paripurna , SH, M.Hum., LL.M di Grha Sabha Pramana.

Bersama beberapa sponsor, Kementerian Perhubungan akan menggunakan 6 unit GATE sebagai kendaraan di bandara-bandara di seluruh Indonesia. Langkah ini diambil sebagai uji prototipe langsung.

Mitra kerjasama berencana mengoperasikan 6 unit GATE, yaitu 2 unit Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Masing-masing 4 unit PT Angkasa Pura I, PT Angkasa Pura II, Grab dan Gojek.

Melalui keterangan resminya, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyerahkan mobil listrik GTe hasil kerjasama di bawah payung semangat Indonesia memimpin G20 dan fokus pada lingkungan.

“Oleh karena itu, kami sepakat akan menggunakan enam kendaraan GATE di Soekarno Hatta 3 dan 3 di YIA. Ada 6 kendaraan yang akan bolak-balik menjadi kebanggaan kami,” kata Budi.

Meski dipesan, produksi mobil ramah lingkungan baru ini direncanakan tahun depan. Karena itu, UGM belum bisa membeberkan spesifikasi resmi lengkap kendaraan tersebut.

Namun menurut bocoran, mobil listrik tersebut dibenamkan dengan baterai berkapasitas 150 Hz dan mampu melaju hingga 70 km. Kecepatan maksimum yang dapat dicapai adalah 21 kilometer per jam.

Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Alumni Paripurna Sugarda berharap penggunaan prototipe mobil listrik ini dapat menjadi motivasi bagi UGM untuk mengembangkan kendaraan listrik di Indonesia dan dunia. Peran ini tidak hanya mencakup desain, pembuatan prototipe, pengujian, dan pembuatan suku cadang untuk kendaraan listrik secara keseluruhan sebagai konsumen.

“Karena itu Indonesia bukan hanya konsumen, tetapi juga produsen aktif. Ini merupakan realisasi kerjasama antara dunia usaha dengan perguruan tinggi, pemerintah dan masyarakat,” jelasnya.